Masih sayup ditelinga,
Hiruk pikuk kesibukkan kota,
Menderu manusia menjalani fitrahnya,
Mencari rezeki nikmat yang Esa.
Masih juga sayup ditelinga,
Suara keagungan dilaungkan keserata,
dalam kesibukkan kota,
dalam himpitan pembanggunan negara,
tersembunyi sebuah menara,
dalamnya manusia bernama hamba,
sujud dan patuh mengadap Pencipta.
Laungan Cinta Saigon,
Walaupun nadanya serupa, getarnya berbeza,
Ketenangan di celahan kota,
Menghilangkan lelah yang terasa dijiwa
Betapa di mana juga,
Cinta itu tetap ada,
Ceritaku membawaku ke sana
Mencoret puisi Musafir Cintaku :)
Ana Pena
21052011/08:27
Baitul 82 Kd
Hiruk pikuk kesibukkan kota,
Menderu manusia menjalani fitrahnya,
Mencari rezeki nikmat yang Esa.
Masih juga sayup ditelinga,
Suara keagungan dilaungkan keserata,
dalam kesibukkan kota,
dalam himpitan pembanggunan negara,
tersembunyi sebuah menara,
dalamnya manusia bernama hamba,
sujud dan patuh mengadap Pencipta.
Laungan Cinta Saigon,
Walaupun nadanya serupa, getarnya berbeza,
Ketenangan di celahan kota,
Menghilangkan lelah yang terasa dijiwa
Betapa di mana juga,
Cinta itu tetap ada,
Ceritaku membawaku ke sana
Mencoret puisi Musafir Cintaku :)
Ana Pena
21052011/08:27
Baitul 82 Kd
0 ulasan:
Catat Ulasan